Belajar merupakan bentuk kegiatan mencari perihal yang dapat membuat kita yang awalnya tidak tahu, menjadi tahu. Dengan belajar, kita dapat membentuk pribadi kita yang kosong, menjadi berisi. Sehingga kelak kita dapat menjadi seorang yang berkarakter dan sukses.
Namun, di kalangan pelajar muda kini, belajar merupakan hal yang sulit dijumpai. Pelajar cenderung malas, dan bersikap santai. Entah peduli atau tidak akan nasibnya kelak, yang mereka pikirkan hanya sesuatu yang enak, simple, dan mudah saja. Setiap kali ada tugas, hanya dianggap sebuah pekerjaan kecil saja.
Ini meruapakan suatu bukti, bahwa semangat belajar dari siswa semakin luntur saja. Belajar tidak lagi dianggap sebagai kegiatan yang menarik. Padahal, pelajar yang memiliki pikiran terbuka sekalipun tidak akan mampu berjalan jauh jika tidak disertai dengan belajar. Atau dalam hal ini belajar di luar sekolah. Kebanyakan dari mereka beranggapan bahwasannya belajar di sekolah saja sudah cukup, sehingga di rumah tinggal istirahat saja.
Tentu saja, dampak dari kebiasaan yang santai tersebut telah terlihat jelas. Pelajar cenderung tidak dapat melanjutkan materi lanjutan, dikarenakan mereka kekurangan materi dasar.
Bagaimana bisa kurang? Jawabannya mudah. Pertama, kekurangan tersebut berasal dari ketidaksukaan siswa terhada guru. Jika siswa sedari awal telah tidak menyukai guru bidang studi, pasti semua materi tidak dapat ditangkap meskipun materi tsb. merupakan bidabg studi yang paling di favoritkan. Karena setelah siswa tidak menyukai guru bidang studi, dia cenderung akan lebih sering acuh dan tidak memperhatikan. Hal ini biasanya dikarenakan oleh guru yang galak, atau karena masalah pribadi dengan guru.
Kedua, ketidaksukaan terhadap bidang studi yang berlebihan. Ketidaksukaan tersebut dapat menimbulkan penyakit bosan, yang akan membuat siswa tidak nyaman dengan keadaan materi yang diaharkan. Hal ini biasa terjadi karena materi yang sulit bagi siswa, kesalahan dalam penyampaian materi, atau ketidakpahaman dini dari siswa sendiri.
Ketiga, karena kemalasan dari siswa sendiri. Dalam dunia pendidikan, rajin, tekun, dan disiplin merupakan modal utama. Karena 3 komponen tersebut merupakan beberapa faktor pembangkit potensi diri bagi siswa. Sehingga di sini lingkungan menjadi pacuan untuk memotivasi dan menginspirasi diri.
Kemudian yang keempat, adalah kurang pedulinya siswa terhadap pengasahan kemampuan. Sebaik-baiknya ilmu yang kita dapat, akan menjadi sia-sia apabila tidak kita latih secara berkala. Ibarat pisau yang tak pernah di asah, akan berkarat dan tumpul. Berlatih kemampuan secara berkala, bisa membuat kita mengembangkan pengetahuan baru yang berasal dari dasar, serta dapat mempertahankan daya ingat kita. Bagaimana cara mengasahnya? Tentu saja dengan cara banyak berlatih mengerjakan soal baru, atau minimal dapat menerapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, belajar kita harus terus dilaksanakan secara berkala, agar nanti di saat melanjutkan ke materi lanjutan di jenjang yang lebih tinggi, kita tidak tertinggal menerima materi gara-gara materi dasar yang kurang terlatih.
Maka, "Mulailah menyicil belajar sekarang, sebagai bentuk investasi di esok hari." -KacaMataKu-
0 komentar:
Posting Komentar